Penulisan & transkripsi | Periklanan digital | Kursus digital marketing 082261742202
Critical Thinking vs Overthinking; Catatan dari Podcast Gita Savitri untuk Gen Z dan Millennial
Kata kunci: Critical Thinking vs Overthinking; Catatan dari Podcast Gita Savitri untuk Gen Z dan Millennial, pentingnya critical thinking, inherited opinion, tantangan berpikir kritis, masalah sehari-hari, keputusan yang matang, skill abad ke-21, lingkungan yang mendukung, rasa ingin tahu, pertanyaan, stigma overthinking, konteks agama, mencari pemahaman yang lebih dalam, keberanian bertanya, stigma negatif, keimanan, memperkaya pengetahuan.
6/24/20243 min baca
Hai guys, selamat datang di videonya Gita. Btw, gila, lama banget gue nggak berada di depan kamera. Banyak banget dari kalian yang nanyain kenapa gua nggak bikin video lagi. Padahal gue udah menjelaskan panjang lebar soal pertanyaan itu di Q and A yang sebelumnya. Nanti gua akan kasih lah pokoknya di salah satu corner di sini file linknya.
Intinya itu gua kerja, makanya gua nggak bisa bikin video. Karena gua kerjanya ada dua, terus yang salah satu itu gua harus banyak travel kesini-kesitu. Intinya, gue tuh masih straggling untuk mencari dynamic-nya. Ya begitulah, makanya gue closed sementara channel gua, tapi tenang hari ini gua kembali dengan video yang baru.
Apa Itu Critical Thinking
Di video kali ini, gue pengen banget membicarakan tentang critical thinking. Sebenarnya ada background story sedikit nih. Gue pengen cerita, jadi gua kan udah kepikiran lama pingin bikin video ini terus pas gue sempet di Jakarta kemarin selama seminggu, gue sempat syuting di Skill Academy dan salah satu narasumbernya adalah Mbak Emilia. Beliau adalah orang dari foundation beliau sering banget bikin seminar tentang critical thinking itu.
Nah, ya udahlah, akhirnya gue sempet ngobrol-ngobrol sama beliau. Dan gue berpikir kayaknya harus gue eksekusi video ini. Karena menurut gue, skill untuk bisa berpikir kritis itu penting banget.
Kalau misalnya lu nanya kenapa sih kita musti berpikir kritis? Pertama, karena abstrak banget kan berpikir gitu. Ibarat, "Eh, ini lo cara lu bernafas." What?! Emang ada ya orang yang nggak bisa bernapas? Tapi ternyata banyak orang yang tidak bisa berpikir kritis. Gua pun nggak selalu bisa berpikir kritis. Makanya gua sangat-sangat passionate gitu untuk bisa terus belajar, supaya bisa ke critical thinking.
Karena gini, tiap hari itu kan kita selalu dihadapin sama permasalahan-permasalahan gitu kan. Isu-isu, narasi-narasi ada yang gampang gitu, ada juga yang minor. Ada yang susah banget, ada yang enggak terlalu berpengaruh buat diri kita dan hidup kita. Ada yang berpengaruh sekali, gitu kan, untuk kehidupan kita selanjutnya, dan enggak semuanya dari permasalahan itu bisa kita hadapi dengan cara berpikir yang biner. Meaning, seringkali isu atau narasi tersebut ada banyak grey area-nya. Is not easy like black and white.
Maka dari itu, dibutuhkan suatu skillset, supaya kita bisa akhirnya membuat keputusan yang matang dan bijaksana, yang itu sudah bener kita pikirin. Critical thinking ini saking esensialnya, itu masuk ke salah satu skill yang harus kita punya. Di abad ke-21, berpikir kritis ini enggak cuma berlaku untuk misalnya kita di sekolah atau di kuliah atau di tempat pekerjaan kita, tapi literally setiap hari kita harus banget bisa critical thinking.
Nah, berdasarkan pengalaman gue. Pengalaman pribadi gue, seringkali lingkungan gue itu tidak mendukung gue untuk bisa berpikir kritis, karena salah satu core dari critical thinking itu adalah kita harus bertanya, kita harus punya curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan tersebut. Supaya kita bisa enlighten, jadi mengerti yang tadinya bingung, jadi ngerti yang tadinya nggak tahu, jadi tahu. Itu seringkali terjadi ketika seseorang bisa terlalu banyak bertanya, dan keingintahuannya itu tinggi.
Berpikir Kritis dianggap Negatif?
Dianggap itu agak negatif (overthinking). Enggak tahu juga kenapa gitu, gua pun akhirnya juga melakukan hal yang sama. Kalau misal gua ketemu orang yang terlalu banyak nanya, terlalu ini itu, gue anggap masih ribet gitu. Selain dianggap ribet, dianggapnya itu sok tahu lah atau sok pinter padahalkan sebagai kalau kita berpikir lagi, orang yang bertanya yang banyak tanya itu karena dia nggak tahu itu karena dia tidak pintar, makanya dia pingin pinter, dengan caranya gitu kan. Terus kalau misalnya kita bertanya misalnya ke orang yang lebih tua, seringkali kita dianggapnya tuh ngeyel, rebellious gitu, kayak kurang ajar.
Misalnya kalau kita bertanya soal agama nih, kan agama ada salah satu value yang bener-bener dipegang banget nih sama orang Indonesia terutama. Sering dianggap kenapa sih gitu lo mempertanyakan. Udah lakuin aja gitu, terlihat seakan-akan tuh aqidah kita rendah gitu, dan seakan-akan keimanan kita rendah, padahal sebenarnya kan kritis terhadap agama bukan berarti kita tidak beriman, gitu kan, kita pingin menambah iman kita dengan cara kita menggali lebih ini tentang agama kita. Makany a kita memiliki banyak pertanyaan ini itu, supaya kita lebih percaya sama agama kita, kan gitu intinya.
Address
Bekasi Selatan &
Jakarta Timur
Contacts
082261742202
podskrip@gmail.com